-->

Pencemaran Lingkungan dan Proses Terjadinya Limbah

Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Pencemaran Lingkungan dan Proses Terjadinya Limbah
Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk, bertambah dan beraneka ragamnya industri. Namun prasarana untuk mengolah limbah tidak berkembang sepesat pertambahan limbah. Masalah yang sering timbul adalah bahwa pengelolaan limbah dianggap akan menambah biaya tanpa disertai manfaat yang dapat diukur secara kuantitatif.

Di sektor industri, makin tingginya kriteria baku mutu air, makin berfungsinya unit pengolah limbah cair industri, makin ketatnya kontrol terhadap pencemaran air, maka akan makin menambah kuantitas limbah padat (lumpur) hasil proses pengolahan limbah cair, yang menunggu untuk dikelola lebih lanjut. Banyak dijumpai bahwa dari limbah lumpur ini dikeluarkan limbah berbahaya dan beracun. Dapat dikatakan bahwa dalam sektor ini pemerintah relatif belum mengantisipasi secara baik, sehingga banyak limbah lumpur ini di buang tanpa melalui suatu proses yang baik. Sebagian dari limbah padat tersebut diurug dalam lahan yang belum disiapkan secara baik, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah kota, atau disimpan dalam lingkungan industri tersebut untuk diproses lebih lanjut menuju pusat pengolah limbah B3 seperti yang terdapat di Cibinong yang dikelola oleh Waste Management Indonesia, atau bahkan dibuang kembali ke badan air dalam bentuk lumpur, seperti yang banyak dipraktekkan dalam proses penjernihan air minum. Beberapa jenis limbah ini dimanfaatkan sebagai penyubur tanah karena memang berasal dari limbah yang memungkinkan untuk itu.

Di kota, pertambahan penduduk yang demikian pesat telah mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah. Dari studi dan evaluasi yang telah dilaksanakan di kota-kota di Indonesia, dapat diidentifikasikan masalah-masalah pokok dalam pengelolaan persampahan di kota, antara lain yaitu:
  • bertambah kompleksnya masalah persampahan sebagai konsekwensi logis dari pertambahan penduduk kota,
  • peningkatan kepadatan penduduk menuntut pula peningkatan metode/pola pengelolaan sampah yang lebih baik,
  • keheterogenan tingkat sosial -budaya penduduk kota, menambah kompleksnya permasalahan,
  • situasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari pemerintah daerah, merupakan masalah umum dalam skala nasional,
  • pergeseran teknik pananganan makanan, misalnya menuju ke pengemas yang tidak dapat terurai seperti plastik,
  • keterbatasan sumber daya manusia yang sesuai yang tersedia di daerah untuk menangani masalah sampah,
  • pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat lambat,
  • partisipasi masyarakat yang pada umumnya masih kurang terarah dan terorganisir secara baik,
  • konsep pengelolaan persampahan yang kadangkala tidak cocok untuk diterapkan, serta kurang terbukanya kemungkinan modivikasi konsep tersebut di lapangan.


Terbentuknya Limbah

Pencemaran Lingkungan dan Proses Terjadinya Limbah

Ada keterkaitan antara bahan baku, enersi, produk yang dihasilkan dan limbah dari sebuah proses industri, ataupun aktivitas manusia sehari-hari. Dengan mengenal keterkaitan tersebut, maka akan lebih mudah mengenal bagaimana limbah terbentuk dan bagaimana usaha penanggulangannya.
Banyak cara untuk mengidentifikasi limbah, dengan tujuan utama untuk mengevaluasi resiko yang mungkin ditimbulkan dan untuk mengevaluasi cara penanganannya. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah memanfaatkan informasi tentang bagaimana bahan baku ditransformasikan menjadi sebuah produk. Setidak-tidaknya ada lima kelompok bagaimana limbah terbentuk:

  • Limbah yang berasal dari bahan baku yang tidak mengalami perubahan komposisi baik secara kimia dan biologis. Mekanisme transfor masi yang terjadi hanya bersifat fisis semata seperti pemotongan dan penggergajian dsb. Limbah katagori ini sangat cocok untuk dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku. Sampah kota banyak termasuk dalam katagori ini.
  • Limbah yang terbentuk akibat hasil samping dari sebuah proses kimia, fisika dan biologis, atau karena kesalahan ataupun ketidak optimuman proses yang berlangsung. Limbah yang dihasilkan mempunyai sifat yang berbeda dari bahan baku semula. Limbah ini ada yang dapat menjadi bahan baku bagi industri lain atau sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. Usaha modifikasi proses akan mengurangi terbentuknya limbah jenis ini.
  • Limbah yang terbentuk akibat penggunaan bahan baku sekunder, misalnya pelarut atau pelumas. Bahan baku sekunder ini tidak ikut dalam reaksi proses pembentukan produk. Limbah ini kadangkala sangat berarti dari sudut kuantitas dan merupakan sumber utama dari industrial waste water . Teknik daur ulang ataupun penghematan penggunaan bahan baku sekunder banyak diterapkan dalam menanggulanginya.
  • Limbah yang berasal dari hasil samping proses pengolahan limbah. Pada dasarnya semua pengolah limbah tidak dapat mentransfer limbah menjadi 100% non limbah. Ada produk sampingan yang harus ditangani lebih lanjut, baik berupa partikulat, gas dan abu (misalnya dari insinerator), lumpur (misalnya dari unit pengolah limbah cair), atau bahkan limbah cair (misalnya dari sebuah lahan-urug).
  • Limbah yang berasal dari bahan samping pemasaran produk industri, misalnya kertas, plastik, kayu, logam, drum, kontainer, tabung kosong dsb. Limbah jenis ini dapat dimanfaatkan kembali sesuai fungsinya semula atau diolah terlebih dahulu agar menjadi produk baru. Sampah kota banyak terdapat dalam katagori ini.


Pencemaran Lingkungan dan Proses Terjadinya Limbah