Konservasi tanah berarti menempatkan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga produktivitas tanah tetap terjaga. Koservasi tanah tidak berarti pelarangan atau penundaan penggunaan tanah tetapi penyesuaian macam penggunaannya agar sifat-sifat tanah dan pemberian perlakuan sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan. Tujuan utama konservasi adalah untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap di bawah ambang batas yang diperkenankan.
Metode Konservasi Lahan
Metode konservasi tanah secara garis besar dikelompokkan atas tiga golongan utama yaitu: metode vegetatif, metode mekanik dan metode kimia.
Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak air hujan yang jatuh ke permukaan tanah, sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya erosi.
Morgan (1986) dalam Suripin (2002) mengemukakan bahwa efektifitas tanaman penutup dalam mengurangi erosi dan aliran permukaan dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan kontinuitas dedaunan sebagai kanopi, kerapatan tanaman dan kerapatan sistem perakaran. Makin tinggi tempat jatuh butiran air hujan makin tinggi kecepatannya pada saat mencapai permukaan tanah sehingga makin besar pula energy kinetiknya. Oleh karena itu ketinggian tanaman (kanopi) berperan sangat penting.
Berdasarkan habitus pertumbuhannya, Ochse et al, 1961 (dalam Suripin, 2002) mengelompokkan tanaman penutup tanah menjadi lima golongan yaitu:
1. Pertanaman dalam strip (strip cropping)
Pertanaman dalam strip adalah cara cocok tanam dengan beberapa jenis tanaman ditanam berselang seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau garis kontur.
2. Pertanaman berganda (multiple cropping)
Pertanaman berganda berguna untuk meningkatkan produktifitas lahan sambil menyediakan proteksi terhadap tanah dari erosi. Sistem ini dapat dilakukan baik dengan cara pertanaman beruntun (sequential cropping), tumpang sari (inter cropping) atau tumpang gilir (relay cropping).
3. Pertanaman bergilir (rotation cropping)
Rotasi tanaman adalah system penanaman berbagai tanaman secara bergilir menurut urutan waktu tertentu. Hal ini disebabkan dengan penanaman satu macam tanaman saja secara terus menerus dapat mengakibatkan hilangnya tanah oleh erosi dan tidak membantu dalam pengendalian hama dan penyakit tertentu.
4. Pemanfaatan mulsa (residue management)
Mulsa adalah sisa-sisa tanaman yang ditebarkan di atas permukaan tanah. Sedangkan sisa-sisa tanaman tersebut ditanam di bawah permukaan tanah dinamakan pupuk hijau. Jika sisa-sisa tanaman tersebut di tumpuk terlebih dahulu di suatu tempat sehingga mengalami proses humifikasi dinamakan kompos.
5. Penghutanan kembali (Reboisasi)
Reboisasi merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi dan aliran permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah aliran sungai. Reboisasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia dan biologi, baik secara alami maupun oleh manusia.
Metode Mekanik
Metode mekanis adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Metode-metode mekanis meliputi :
1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah (Arsyad, 1989) adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan utama pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh benih, menggemburkan tanah pada daerah perakaran, membalikkan tanah sehingga sisa-sisa tanaman terbenam di dalam tanah dan memberantas gulma.
2. Pengolahan tanah menurut garis kontur
Pengolahan tanah menurut garis kontur dapat mengurangi laju erosi sampai 50% dibanding dengan pengolahan tanah dan penanaman menurut lereng. Efektifitas pengolahan tanah dan penanaman menurut kontur tergantung pada kemiringan dan panjang lereng.
3. Guludan (contour bunds)
Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang memotong kemiringan lahan (lereng). Fungsi guludan ini adalah untuk menghambat aliran permukaan, menyimpan air di bagian atasnya dan untuk memotong panjang lereng. Tinggi tumpukan tanah berkisar antara 25 – 30 cm dengan lebar dasar 25 – 30 cm.
5. Pembuatan terras
Terras adalah timbunan yang dibuat melintang atau memotong kemiringan lahan, yang berfungsi untuk menangkap aliran permukaan, serta mengarahkannya ke outlet yang mantap/stabil dengan kecepatan yang tidak erosif.
Berdasarkan fungsinya terras dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Terras pengelak (diversion terrace) mempunyai fungsi utama untuk menangkap aliran permukaan dan mengalirkannya memotong kontur melalui outlet yang tepat.
- Terras retensi (retention terrace) diperlukan untuk penyimpanan air dengan menampungnya di bagian bukit.
- Terras bangku (bench terrace) atau tangga dibuat dengan jalan memotong lereng dengan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga atau bangku yang dipisahkan oleh talud.
Untuk menghindari terkonsentrasinya aliran permukaan di sembarang tempat, yang akan membahayakan dan merusak tanah yang dilewatinya, maka perlu dibuatkan jalan khusus berupa saluran pembuangan air.
Metode Kimia
Metode kimia dalam konservasi tanah dan air adalah penggunaan preparat kimia sintetis atau alami. Seperti diketahui bahwa struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan bahaya erosi.
Bahan kimia yang digunakan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah tanah terhadap erosi disebut soil conditioner atau pemantap tanah. Bahan kimia sebagai pemantap tanah tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka waktu yang lama karena senyawa tersebut tahan terhadap serangan mikroba tanah. Permeabilitas tanah menjadi tinggi sehingga mengurangi aliran air permukaan. Contoh soil conditioner atau pemantap tanah ini bahan dengan merek dagang Krilium yakni senyawa garam Natrium dari polyacrylonitrile yang terhidrolisa.
Pengertian dan Metode Konservasi Lahan