-->

Komoditas Unggulan di Papua

Pemerintah Provinsi Papua mengembangkan empat komoditas pertanian unggulan, yaitu kakao, betatas (ubi jalar), rumput laut, dan kopi arabika. Wamena yang memiliki peluang ekspor ke berbagai negara. Disperindagkop terus mendorong petani agar dapat meningkatkan pembudidayaan empat komoditas unggulan ini karena mempunyai prospek diekspor ke berbagai Negara. Kakao saat ini telah dikembangkan di Kabupaten Sarmi, Jayapura, Keerom, sementara kopi arabika dan betatas juga dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Jayawijaya. Hasil produksi pengelolaan tanaman kakao di Papua, menurut Kaleb Warombai, selain memiliki kualitas bagus juga mempunyai aroma khas dibanding produksi dari daerah lain di Indonesia. Ciri lain buah kakao asal Papua sangat besar-besar, untuk ukuran satu kilogram kakao Papua berkisar 75-85 butir, sementara jenis kakao lain mencapai di atas 100 butir.

Komoditas Unggulan di Papua


Produksi kakao Papua  sampai sekarang, telah  diperdagangkan antarpulau ke Makassar, Surabaya, Jakarta, serta daerah lain di Indonesia. Bahkan hasil kakao produksi petani di Papua, hingga saat ini masih diminati serta diperjualbelikan ke berbagai negara tetangga, seperti  Malaysia dan Singapura.
Betatas (ubi jalar), selain untuk mendukung program ketahanan pangan di daerah juga  mempunya nilai gizi dan protein yang sangat tinggi sehingga sudah dibudidayakan warga di berbagai daerah di Papua. Pihak Disperindagkop Papua, telah mendorong komoditas rumput tanaman yang punya prospek dan berpeluang ekspor dibudidayakan di beberapa daerah, seperti Kabupaten Biak Numfor, Yapen Waropen, Nabire, serta Kabupaten Supiori. 

PROFIL KOMODITI UNGGULAN DI PAPUA



Perikanan

1.    Budidaya Keramba

Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 349 Ton
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perikanan Budidaya Indonesia 2007
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budiaya Jakarta 2011
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta 10110
Telp 021-3500023
Fax 021-3519133
2. Budidaya Kolam

Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 1.115 Ton
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perikanan Budidaya Indonesia 2007
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budiaya Jakarta 2011
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta 10110
Telp 021-3500023
Fax 021-3519133
3.    Budidaya laut

Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 39 Ton
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perikanan Budidaya Indonesia 2007
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budiaya Jakarta 2011
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta 10110
Telp 021-3500023
Fax 021-3519133
4.    Budidaya Tambak

Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 536 Ton
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perikanan Budidaya Indonesia 2007
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budiaya Jakarta 2011
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta 10110
Telp 021-3500023
Fax 021-3519133

Perkebunan

5.    Cengkeh

Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : -
- Tahun 2008 : 69 Ton
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 - 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu - Jakarta 12550
Telp 021 - 7815380 - 4
Fax 021-7815586 021-7815486
6.    Kakao
Perkebunan Kakao terdapat di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Waropen, Kabupaten Nabire, Kabupaten Kepulauan Yapen.
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 11.640 Ton
- Tahun 2008 : 11.305 Ton
- Tahun 2010 : -

Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 - 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu - Jakarta 12550
Telp 021 - 7815380 - 4
Fax 021-7815586 021-7815486
7.    Karet

Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 1.620 Ton
- Tahun 2008 : 1.623 Ton
- Tahun 2010 : -
Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 - 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu - Jakarta 12550
Telp 021 - 7815380 - 4
Fax 021-7815586 021-7815486
8.    Kelapa
Lokasi Perkebunan Kelapa terdapat di Kabupaten Merauke
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 12.423 Ton
- Tahun 2008 : 12.546 Ton
- Tahun 2010 : -

Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 - 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu - Jakarta 12550
Telp 021 - 7815380 - 4
Fax 021-7815586 021-7815486
9.    Kelapa Sawit
Perkebunan Kelapa sawit Terdapat di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Mamberamo Raya, Kabupaten Waropen, Kabupaten Mimika,Kabupaten Boven Digul, Kabupaten Merauke.
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 47.870 Ton
- Tahun 2008 : 26.135 Ton
- Tahun 2010 : -

Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 - 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu - Jakarta 12550
Telp 021 - 7815380 - 4
Fax 021-7815586 021-7815486

10.    Kopi
Perkebunan Kopi Arabika terdapat di Kabupaten Jayawijaya,Kabupaten Nabire, Kabupaten Paniai.
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : -
- Tahun 2007 : 218 Ton
- Tahun 2008 : -
- Tahun 2010 : -

Sumber Data:
Statistik Perkebunan Indonesia 2006-2008
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta 2007
Komp Deptan Gedung C Lt-III Ruang.307 Jl. Harsono R.M No. 3 Ps Minggu Jakarta Selatan 12550
Telp 021-7817693 021-7815380-4 Ext-4318
Fax 021-7815586 021-7815486


Pertanian

11.    Jagung
Perkebunan Jagung terdapat di Kabupaten Merauke
Produksi Tahunan:
- Tahun 2006 : 6.843 Ton
- Tahun 2007 : 7.053 Ton
- Tahun 2008 : 7.155 Ton
- Tahun 2010 : -

Sumber Data:
Statistik Perkebunan 2008 - 2010
Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C Kantor Pusat Departemen Pertanian, Pasar Minggu - Jakarta 12550
Telp 021 - 7815380 - 4
Fax 021-7815586 021-7815486


Sumber pangan spesifik lokal Papua seperti ubi jalar, talas, gembili, sagu, dan jawawut telah dibudidayakan oleh masyarakat asli Papua secara turuntemurun. Komoditas tersebut telah menjadi sumber bahan makanan utama bagi masyarakat Papua. Husain (2004) menyatakan, pangan lokal adalah pangan yang diproduksi setempat (suatu wilayah/daerah tertentu) untuk tujuan ekonomi dan atau konsumsi. Dengan demikian, pangan lokal Papua adalah pangan yang diproduksi di Papua dengan tujuan ekonomi atau produksi. 

Kondisi agroekosistem Papua sangat mendukung pengembangan komoditas pertanian, terutama komoditas pangan spesifik lokal. Namun, pengembangan komoditas tersebut tidak merata di dataran Papua, kecuali ubi jalar yang dapat dijumpai di berbagai wilayah, baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama pada wilayah pegunungan tengah. Selain ubi jalar, sagu juga merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Papua, terutama yang berdomisili di dataran rendah atau di pesisir pantai atau danau. Sagu tumbuh baik pada daerah rawa, meskipun dapat pula tumbuh di daerah kering. 

Papua merupakan salah satu wilayah yang memiliki hutan sagu terluas di Indonesia. Widjono (2000) menemukan 61 aksesi sagu melalui survei yang dilakukan di daerah Jayapura, Manokwari, Sorong, dan Merauke. Jumlah aksesi tersebut masih memungkinkan bertambah karena survei baru dilakukan di sebagian wilayah potensial sagu di Papua.

Sumber pangan alternatif yang beragam di Papua, mulai dari umbi-umbian, serealia, buah-buahan, dan bahkan tanaman obat dapat menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat setempat sehingga terhindar dari kekurangan gizi (malnutrition) atau kelaparan. Namun, sosialisasi pemanfaatan sumber pangan alternative tersebut belum dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. Selain itu, masyarakat mulai bergantung pada sumber pangan beras karena selain enak juga mudah diperoleh. Hal tersebut merupakan salah satu dampak kebijakan pemerintah yang hanya terfokus pada terjaminnya ketersediaan beras. Kebijakan tersebut tanpa disadari telah mengubah menu karbohidrat masyarakat dari nonberas ke beras, terutama pada daerah yang secara tradisional mengonsumsi pangan bukan beras, seperti kawasan timur Indonesia (Budi 2003). 


Referensi :
http://regionalinvestment.com/newsipid/id/komoditiprofilkomoditi.php
http://secr3tz0103.blogspot.com/2009/10/komoditi-unggulan-papua.html
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3282093.pdf



Komoditas Unggulan di Papua